‘Kodrat Kuadrat’ Movie Review

Kodrat Kuadrat” mungkin kata tersebut terdengar sedikit asing di telinga pembaca setia sekalian. Saya pun demikian ketika mendengar kata tersebut untuk pertama kalinya. Namun ternyata “Kodrat Kuadrat” adalah sebuah judul film indie karya seorang hebat bernama Krisna Murti. Film tersebut ketika itu diputar di function hall Universitas Multimedia Nusantara tanggal 16 Desember 2009. Awalnya tidak terpikir sama sekali untuk menyaksikan film tersebut. Sempat ada keinginan untuk menyaksikan film tersebut yang kata seorang dosen sangat bagus, namun mengingat jadwal pemutaran film tersebut bentrok dengan jadwal kuliah sehingga tidak terlintas sama sekali untuk membolos kuliah. Namun ternyata bukan saya yang membolos kuliah, namun perkuliahanlah yang diubah menjadi kegiatan ‘nonton bersama’ film tersebut. (hehehe….sounds good)
Adalah Kosim yang menjadi tokoh utama dalam film tersebut. Kosim dikisahkan adalah pria baik-baik yang menolong Amalia, seorang gadis cantik yang dikejar-kejar seorang mucikari bernama tante Mayang. Tante Mayang ini awalnya bersikap baik terhadap Amalia, namun ternyata tante Mayang ini bermaksud untuk menjual Amalia dan menjadikannya seorang wanita penghibur. Amalia yang akhirnya mengetahui hal tersebut berusaha untuk kabur dari kejaran tante Mayang. Kosim yang sudah beristri tentunya menjadi bingung ketika Amalia meminta bantuan darinya. Akhirnya Kosim mencari jalan untuk menolong Amalia dengan menitipkan Amalia kepada kenalannya. Kedekatan Amalia dan Kosim terus berlanjut, namun ada seseorang bernama Hamdan yang diam-diam berniat jahat kepada Amalia. Hamdan berniat buruk kepada Amalia karena mengetahui latar belakang Amalia yang pernah diburu oleh tante Mayang. Hamdan terus berusaha meracuni Kosim untuk memberikan Amalia kepadanya. Di tengah kebimbangan Kosim, akhirnya Hamdan pun mendapat kesempatan untuk memperoleh Amalia. Hingga akhirnya Hamdan pun ditangkap oleh pihak yang berwajib atas perbuatannya tersebut.
Bagi saya pribadi, film ini terlalu berat menurut saya. Karena cerita dan maksud film tersebut tidak sesederhana seperti yang saya ceritakan tersebut. Jujur butuh waktu cukup lama juga untuk memahami maksud dan inti cerita film tersebut, bahkan saya perlu berdiskusi dengan beberapa teman untuk mengerti maksud film tersebut. Namun akhirnya saya memperoleh interpretasi dari film tersebut yang menurut saya sangat dalam maknanya.
Ternyata tokoh Kosim ini adalah tokoh fiktif yang sengaja dibuat menjadi tokoh utamanya. Kosim ini adalah tokoh fiktif yang merupakan cerminan sisi baik dari diri Hamdan. Jadi maksudnya, tokoh Kosim ini sama sekali tidak ada. Kebaikan-kebaikan Kosim yang dimunculkan dalam cerita ini sebenarnya adalah keinginan hati dari Hamdan. Namun ternyata manusia memang tidak bisa melawan kodratnya, Hamdan tetap saja Hamdan dan tak akan pernah bisa berbuat baik seperti si fiktif Kosim. Hamdan yang diceritakan jahat, itulah sebenarnya kenyataan yang terjadi. Itulah kenyataan yang terjadi terhadap Amalia. Sebenarnya Amalia ditolong oleh Hamdan. Hamdan yang keluarganya bisa dibilang tidak begitu baik sebenarnya memang punya maksud tersendiri terhadap Amalia. Terlebih ketika Hamdan mengetahui bahwa istrinya selingkuh. Hingga akhirnya Hamdan membunuh istrinya sendiri dengan tangannya. Setelah membunuh istrinya itu kemudian Hamdan pun melampiaskan hasratnya kepada Amalia. Amalia yang sudah ditolong dan memang sejak awal menyukai Hamdan, tentunya tidak menolak melakukan perbuatan tersebut atas dasar suka sama suka.
Film yang dibuat dengan alur flash back dan miss personality yang sudah ada sejak awal cerita itulah yang membuat film ini menjadi begitu berat, terlebih bahwa film ini masih berdurasi sangat pendek. Akan sangat sulit untuk menangkap maksud cerita tersebut.
Namun film ini sangat menarik dan saya tak sabar menantikan long version dari film Kodrat Kuadrat ini. Saya merekomendasikan film ini karena menurut saya makna yang diberikan sangat menarik buat saya. Bagi saya pribadi, makna yang bisa saya peroleh adalah bahwa setiap manusia mungkin tidak bisa melawan kodratnya, namun yang menentukan kodrat itu adalah manusia itu sendiri. Jadi jangan pernah menyerah dan ragu untuk melakukan sesuatu, karena meskipun kodrat kita sudah ditentukan oleh yang di-Atas, kita masih bisa memilih kodrat kita untuk menjadi pribadi yang baik dan bermartabat atau menjadi pribadi yang buruk dan tidak berbudi pekerti… So???

 

2 thoughts on “‘Kodrat Kuadrat’ Movie Review

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s