Persis kemarin, tepatnya tanggal 7 Maret 2011 terjadi suatu hal yang menginspirasi saya untuk menulis hal ini. Karena menyesal dengan apa yang sudah saya lakukan, maka saya pun berusaha berbagi pengalaman kepada para pembaca sekalian agar sekiranya tidak melakukan hal yang sama seperti saya.
Jadi ceritanya begini…. Waktu itu saya sedang menunggu seseorang di pinggir jalan yang cukup ramai dilalui oleh kendaraan bermotor. Sembari menunggu orang tersebut, saya pun hanya memperhatikan kaca spion menanti orang yang dimaksud. Ketika itu saya pun melihat orang yang dengan sotoynya memegang helm sambil mengemudikan motor dan sambil menelepon dengan menggunakan ponsel. Tentu saja konsentrasi si pengemudi tertuju pada pembicaraan ponsel yang nampaknya cukup serius dan dia pun agak sedikit oleng ketika mengemudikan motor.
Karena tidak seimbang dalam mengemudikan motor, motor yang ada di sampingnya pun tersenggol dan terjadilah kejadian tersebut yaitu “TABRAKAN”. Helm si pengemudi motor terlempar hingga kacanya pecah dan ponsel nya pun terjatuh.
Pengemudi yang tersenggol kemudian mengambil jarak sedikit kedepan dan menunggu si pengemudi berponsel ini mengambil helmnya yang terjatuh. Di dalam hati saya, saya hanya berpikir “emangnya enak nabrak, lagian sih sotoy nyetir sambil nelepon”. Hal ini perlu diperhatikan pula ya buat para pengendara kendaraan bermotor! Jangan mengemudi kendaraan sambil bermain ponsel. Sebaiknya berhenti terlebih dahulu daripada menanggung resiko yang tidak diinginkan.
Kembali ke pembicaraan si pengemudi motor berponsel, dia pun berdebat dengan pengemudi motor yang tadi sempat bersinggungan. Saya yang melihat hanya diam saja, karena disini yang salah adalah pengemudi berponsel tersebut. Sembari melihat mereka yang berdebat, saya pun hanya memperhatikan ponsel si pengemudi motor yang masih tergeletak di jalan. Sungguh naas nasib si ponsel, saya lihat sudah banyak mobil ataupun motor yang menginjak ponsel tersebut.
Di dalam hati saya sempat berpikir “aduh kasian amat tuh handphone, mas cepet diambil mas handphone nya ntar rusak dilindes trus”. Saya pun sempat berpikiran untuk mengambilkan handphone tersebut dan menyerahkannya kepada pemiliknya. Namun saya agak sedikit enggan beranjak dari motor mengingat kondisi kaki saya yang juga kurang baik, alhasil saya hanya diam memperhatikan handphone itu. “Ah nanti juga diambil ama orangnya…” itu yang ada dalam batin saya.
Namun seketika itu pula tak lama ada orang mengenakan helm berlari kecil dan berusaha mengambil handphone tersebut. Saya pikir dia adalah orang baik dan ingin menyerahkan ponselnya kepada si pengemudi berponsel itu. Eh ternyata… dia berlari dengan mengambil ponsel tersebut tanpa permisi.
Nih patut ya dipikir ama orang Indonesia yang suka klepto. Bukan mau menuduh orang Indonesia itu kleptomania, tapi hanya mengingatkan orang-orang klepto agar jangan terlalu klepto. Hahaha….. (Buat yang ga tau klepto artinya apa, klepto adalah mengambil barang milik orang lain tanpa izin). Di dalam konteks ini orang yang mengambil ponsel itu ga salah sih. Karena kondisinya ponsel tergeletak di tengah jalan dan ga ada pemiliknya, karena pemiliknya menepi dan sibuk memperbaiki helmnya yang rusak.
Jujur saya mengakui dalam hal ini saya yang salah, karena tidak berusaha mengambil ponsel itu ataupun mengejar orang yang mengambil ponsel itu agar dikembalikan kepada pemiliknya. Sempat terbersit pikiran untuk mengejar si pengambil ponsel itu, dan saya pun sempat melajukan motor saya bermaksud mengejar si maling ponsel jalanan itu. Namun hati kecil saya agak sedikit takut, jika hal itu nantinya malah membuat keributan dan saya disangka juga mengincar ponsel tersebut. Saya pun mengurungkan niatan untuk mengejar si maling.
Well…. Disini hal yang ingin saya sharingkan kepada para pembaca sekalian adalah “Jangan pernah menunggu untuk berbuat baik” seperti judul dalam tulisan saya ini. Setiap orang memiliki kesempatan berbuat baik dalam hidupnya dan setiap detik kita diberikan Tuhan nafas kehidupan agar menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Jujur saya menyesal karena tidak membantu si pengemudi berponsel tersebut. Oleh karena penyesalan saya itulah saya mencoba sharing kepada para pembaca mengenai hal ini. “Jangan tunda untuk berbuat baik kepada sesama” itulah point penting dari sharing yang ingin saya lakukan melalui tulisan ini. Karena sesudah kita tutup usia, bukan harta yang kita bawa melainkan pahala apa yang kita punya. 😀
Ivan
isi blognya menarik..apalgi crta slama dijepang. saya sangaaat suka 😀
hehe
thank you for the compliment… 😀
makasih banyak… 😀