Gue berharap cerita gue ini bisa menginspirasi para pembaca sekalian.
Well…. Tak terasa waktu 4 tahun sudah berlalu semenjak gue menginjak bangku kuliah. Sekarang perjalanan di bangku kuliah hampir berakhir, setelah dinyatakan “lulus bersyarat” dan harus mengubah hampir sebagian besar isi skripsi yang gue punya. Mungkin orang pernah bilang masa SMA adalah masa-masa paling indah. Tidak begitu dengan gue, masa SMA gue dilalui dengan biasa saja. Justru masa-masa paling berkesan adalah masa-masa gue SMP dan masa-masa gue kuliah ini. Tulisan ini sengaja gue buat untuk sekedar merefleksi hidup gue semasa kuliah dan sekaligus merupakan titik balik kehidupan gue belajar untuk menjadi lebih dewasa.
Oke, singkat cerita apa sih yang membuat gue mengambil jurusan komputer alias Teknik Informatika selama kuliah ? Dulu awalnya sih punya cita-cita tinggi pengin kuliah di luar negri, dan jurusan yang gue incar adalah jurusan kedokteran. Setelah berkonsultasi ke berbagai konsultan pendidikan, dikatakan bahwa jika mengambil jurusan kedokteran di luar negri tidak memungkinkan untuk kembali ke Indonesia. Atau secara tidak langsung mungkin bisa dikatakan jikapun balik ke Indonesia, ilmunya mungkin ga kepake (obat-obatan di luar negri dan di Indonesia berbeda). Yang namanya goblok atau gimana, waktu itu gue akhirnya percaya saja (sampe sekarang bahkan masih bingung itu bener ga sih? Pembaca kalau ada yang tau bisa di share dong :D)
Pemilihan jurusan komputer akhirnya menjadi pilihan gue yang nekat ngotot kuliah di luar negeri. Jurusan itupun yang milih adalah para konsultan pendidikan, yang notabene cerita kalau jurusan komputer adalah jurusan paling favorit. Tetapi akhirnya impian keluar negeri kandas karena terbentur biaya dan gagal memperoleh beasiswa.
Akhirnya pilihan gue jatuh pada kampus gue sekarang yang waktu itu masuk ke situ dengan 2 alasan :
1. Gue bisa jadi angkatan pertama, sehingga ga harus ikut-ikutan orientasi siswa yang dalam benak gue mungkin perlakuan kakak kelas akan kejam banget kalau melakukan OSPEK mahasiswa.
2. Waktu itu bisa masuk tanpa tes dan dijanjikan bisa memperoleh beasiswa selama kuliah. (nyatanya selama kuliah gue ga dapet beasiswa apa-apa tuh ckckcckc mungkin gue yang terlalu bodoh kali ya :P)
Yak 2 pemikiran gue yang kolot itulah yang akhirnya membuat gue kuliah ditempat yang sekarang. Tetapi waktu itu keinginan kuliah jurusan kedokteran masih ada sehingga akhirnya gue ikut SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) se – Indonesia dengan mengambil jurusan IPC. Karena sudah berasa diatas angin diterima di kampus yang sekarang, alhasil ikut SPMB gue anggap sebagai main-main. Sama sekali ga belajar waktu ikut SPMB kalaupun belajar cuma baca point penting aja. 😛
Akhirnya gue pun kuliah ditempat gue sekarang. Selama 1 tahun kuliah, jujur gue ga mendapatkan apa-apa. Mungkin waktu itu karena kesalahan dosen yang tidak bisa mengajar dan waktu itu denger-denger dosennya sempet dipecat karena ga bisa ngajar. Selain itu 1 tahun kuliah juga membuat gue sangat minder karena gue harus bersaing dengan anak-anak jenius yang pernah ikut olimpiade komputer Indonesia. Jadi selama kuliah itu gue sangat drop dan sangat useless untuk everything yang gue pelajari. Gue yang waktu itu cuma ngerti cara pake M. Office, cuma ngerti pake friendster (social media yang booming waktu itu) dan kemampuan HTML yang sangat standard (padahal kemampuan HTML waktu SMA sudah dinilai cukup bagus loh, nyatanya di kuliah kemampuan ini dianggap dibawah rata-rata). Dengan kemampuan gue yang seperti itu gue harus bersaing dengan anak jenius mantan peserta olimpiade komputer. Alhasil 1 tahun merupakan waktu gue adaptasi tanpa menyerap hal apa-apa.
Menginjak tahun ke dua masih standard dan biasa saja. Lokasi kampus yang pindah lokasi membuat gue pun kembali beradaptasi dengan lingkungan baru. Namun di tahun ke dua ini gue cukup banyak belajar hehehe…. Nothing so special in this year.
Lanjut tahun ke tiga yang membuat mata gue sedikit melek dan banyak belajar. Di tahun ke tiga gue disini kuliah sambil bekerja. Puji Tuhan gue bisa bekerja di sebuah perusahaan yang sudah cukup terkenal dan perusahaan ini memiliki cabang lebih dari 10. Gue bekerja sebagai tenaga pengajar yang mengajarkan anak-anak robotik. Robotik adalah hal baru dan ga pernah tersentuh sama sekali waktu kuliah. Alhasil mengajar robotik menjadi salah satu nilai plus dan merupakan ilmu yang sangat berharga yang gue dapet ditempat kerja. Hubungan dengan rekan kerja pun masih terjalin baik sampai sekarang begitupun dengan mantan murid-murid yang kini menginjak dewasa. Dan lagi-lagi disini pun gue menjadi pionir, menjadi mahasiswa pertama yang bekerja ditempat kerja tersebut. Sehingga pimpinan ditempat kerja gue waktu itu mengenal gue dengan cukup baik dan kampus tempat gue kuliah dan tempat gue kerja itu kini menjalin relasi kerja yang sangat akrab.
Pengalaman bekerja sambil kuliah memang sangat berat gue rasakan. Disaat temen-temen gue senang-senang, main game, malam minggu jalan-jalan, sempet gue berpikir miris meratapi nasib gue. Sempet nangis dan mengeluh “Aduhhh kenapa sih berat banget hidup gue, temen-temen enak banget sih!!!” That’s it.
Menginjak tahun ke 4, tahun-tahun terakhir di kuliah. Kembali disini gue harus memperoleh kegagalan dalam memperoleh beasiswa. Di kampus ditawarkan beasiswa dengan ikatan dinas dari Kompas Gramedia. Gue berambisi sekali menerima beasiswa tersebut. Gue mencoba mempersiapkan diri dengan matang untuk inteview yang dilakukan. Namun ternyata Tuhan belum berkehendak. Gue sempet marah, kesal, nangis dan sempat protes sama Tuhan “Tuhan, kenapa sih aku gagal?? Apa aku ga layak menerima beasiswa? Apa pengalamanku kuliah sambil bekerja tidak menjadikan saya memiliki nilai plus di antara mahasiswa lain?” Berbagai hujatan gue ucapkan, namun tetap tidak mengubah semuanya. Gue mencoba belajar menjadi dewasa dengan menerima semua itu.
Tahun ke 4 di semester ganjil, setiap mahasiswa diharapkan melakukan kerja magang. Dalam benak gue, boleh ga ya kerja ditempat gue sekarang ini dianggep kerja magang ?! Jadi, gue bisa dapet nilai baik tanpa harus kerja magang lagi. Nyatanya hal itu tidak diizinkan. Sampai tiba-tiba ada peluang kerja magang di Jepang. WOWW…. ekspetasi dan adrenalin gue langsung naik. Boleh ga ya ama ortu… bisa ga ya gue daftar? Dan ternyata orang tua mengizinkan. Pendaftarannya sejujurnya waktu itu bisa dibilang terlambat. Tetapi ternyata wakil rektor yang sangat baik mengizinkan gue untuk mendaftar. Dan Puji Tuhan, gue bersama teman gue berangkat kerja magang di Jepang selama kurang lebih 4 bulan. (cerita kehidupan di Jepang bisa dibaca di tag Kehidupan di Jepang) Rupanya kerja magang di Jepang ini menjadi salah satu dari rencana Tuhan. (^.^)
Keberangkatan kerja magang di Jepang mengharuskan gue resign dari tempat kerja sekarang. Awalnya ditawari untuk cuti selama gue di Jepang (cuti 4 bulan), namun dalam benak gue, gue akan cari tempat kerja baru deh. Selain itu gue juga sudah mulai mengalami titik jenuh juga, jadi resign adalah keputusan final.
Kerja magang di Jepang gue nilai bukanlah sebuah kerja magang. Namun lebih tepatnya dikatakan sebagai pertukaran pelajar. Disana gue mengikuti perkuliahan di kampus Jepang dan mengerjakan sebuah proyek. Jujur semua awalnya terasa berat. Selain gue mengikuti perkuliahan di Jepang, mengerjakan proyek sebuah aplikasi, gue pun diharuskan meng-update perkuliahan di Indonesia secara individu dan harus mengumpulkan tugas mingguan yang diberikan via email. Belajar dari dosen aja kadang ga ngerti, gimana gue belajar sendiri!! Untungnya bersama gue di Jepang ada temen gue yang pandai yang mau membantu gue dengan setia… (^.^)
4 bulan berlalu dan harus kembali ke Indonesia…. Walau berat, tetapi pengalaman di Jepang sangat bermanfaat dan menyenangkan buat gue. Thanks God I can do this. (^.^) Sekembalinya ke Indonesia gue harus membuat ulang laporan kerja magang yang dibuat sebelumnya dalam bahasa Inggris. Laporan harus diubah jadi bahasa Indonesia kembali dan gue pun harus menjalani sidang ujian magang yang hampir mirip dengan sidang ujian skripsi. Sidang ujian magang berjalan mulus. Gue bisa selesai tanpa harus merevisi ulang laporan. Puji Tuhan…. (^.^) senang dan bangga sekali rasanya….
Memasuki semester genap di tahun ke 4, gue pun harus mengambil skripsi dan 1 mata kuliah yang kuliahnya di hari sabtu. Well… kembali disini gue mengalami kebimbangan. Faktor X dan karena faktor gue ga dikasih uang jajan lagi sama ortu membuat gue termotivasi untuk skripsi sambil bekerja.
Alhasil gue mendapatkan tempat kerja yang besar dan posisi gue yang saat itu melamar sebagai pembuat website ternyata diluar ekspetasi. Ternyata yang diinginkan oleh perusahaan adalah gue menjadi seorang online strategist yang menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan di media online. WOW… amazing…. Gue disini harus menempatkan diri gue secara profesional. Beruntunglah ada media bernama twitter. Disana gue banyak belajar dari orang-orang besar yang posisinya sama seperti gue. Gue banyak belajar ilmu mengenai strategi online dan berbagai hal yang menurut gue really amazing dan merupakan really great experience for me.
Skripsi sambil bekerja tidak membuat perjalanan lurus-lurus aja. Gue yang terlalu asik belajar dan berkenalan dengan para profesional, para manager dan para CEO perusahaan dimana gue belajar dan menimba ilmu untuk menunjang pekerjaan gue, membuat skripsi gue keteteran. Alhasil setelah 3 bulan bekerja gue mulai fokus mengejar bikin skripsi. Cuti dan izin semakin sering gue lakukan. Untungnya…. tempat kerja gue sekarang memiliki pimpinan yang baik dan bijak. Sehingga gue diizinkan untuk cuti dan izin sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan skripsi.
Well… skripsi sambil bekerja gue maklumi sebagai sesuatu yang SANGAT BERAT. Sempat kepikiran untuk extend dan meneruskan skripsi di semester berikutnya. Namun informasi dimana gue 70 % memperoleh beasiswa S2 di Jepang menuntut gue untuk menyelesaikan skripsi semester itu juga. Alhasil skripsi yang ekspetasi awalnya adalah mau meneliti dari A sampai Z…. akhirnya cuma menjadi penelitian yang A sampai E yang dinilai oleh dosen penguji sangat tidak berbobot. Jujur aja hampir nangis pas sidang. Sempet kepikiran udah deh ga lulus ga papa, karena gue juga sadar skripsi gue jelek dan gue juga sangat ga siap buat terima beasiswa S2 di Jepang.
Tetapi Tuhan kembali berkehendak lain. Alhasil gue pun berhasil “lulus bersyarat”. Entah ya gue diluluskan karena gue sudah memperoleh beasiswa atau memang gue layak lulus. Hal itu sebenarnya menjadi tanda tanya besar dalam benak gue. Gue nangis sejadi-jadinya…. dimana gue sangat ga siap nerima nih beasiswa. Gue sadar akan kemampuan gue yang pas-pasan dan biasa aja. Tetapi kenapa gue yang dipilih untuk dapet beasiswa ya?!
Well… September ini gue harus kembali ke Jepang lagi…. hiks hiks… belum siap nih…. belum juga ada 1 tahun di Indonesia semenjak pulang dari kerja magang waktu itu. Gue harus kembali pergi lagi ke Jepang.
Oke, sebenernya apa sih tujuan sharing dan refleksi kehidupan kuliah gue ini buat pembaca setia blog gue? Kalau pembaca setia jeli, tentu pembaca setia akan mengerti dan memahami semuanya.
1. Semua adalah rencana Tuhan. Kenapa ? Coba pembaca lihat berapa kali saya gagal beasiswa? Total 2x gagal dan akhirnya saya dapat beasiswa yang diluar ekspetasi saya. Tuhan sudah merencanakan semuanya. Jika saya memperoleh beasiswa dengan ikatan dinas, tentunya saya tidak mungkin memperoleh beasiswa S2 kan? Selain itu, entah kenapa, semua selesai tepat pada waktunya secara bersamaan. Tentunya setelah dapat informasi gue pasti 100% dapat beasiswa, gue harus resign dari tempat kerja sekarang. Dan sidang skripsi berbarengan dengan hari terakhir gue dikantor. Well… semua selesai hampir bersamaan (skripsi dan kerja), gue bener-bener baru bisa memahami maksud dan rencana Tuhan dalam kehidupan gue setelah mengalami semua ini.
Karena itu buat pembaca setia sekalian, jika gagal memperoleh sesuatu jangan pernah menyerah. Yakinlah bahwa rencana Tuhan baik untuk kita.
2. Ukur kemampuan diri sendiri. Jika tidak sanggup jangan melakukannya! Jika tidak sanggup bekerja sambil kuliah lebih baik fokuslah kepada salah satunya. Kerja sambil kuliah saya masih sanggup, namun skripsi sambil bekerja agaknya saya terlalu berspekulasi. Saya hampir gagal skripsi dan beasiswa S2 saya akan hangus jika saya gagal skripsi. Jujur saya sangat beruntung memperoleh tempat kerja yang mau mengerti dan memahami status saya yang masih menyelesaikan skripsi. Kembali saya bersyukur kepada Tuhan saya dimampukan untuk melakukan dan menyelesaikan semuanya.
3. Kesempatan tidak pernah datang dua kali. Ambil setiap kesempatan jika kita merasa diri kita mampu melakukannya. Saya mencoba untuk memanfaatkan setiap kesempatan walau terkadang saya memang terlalu ber spekulasi dan over yakin mampu melakukannya. Kuliah di universitas yang baru berdiri, pionir dalam bekerja, pionir kerja magang di Jepang. Agaknya saya beruntung selalu bisa menjadi pionir dalam setiap halnya. Jadi, jangan takut untuk menjadi pionir.
Finally 3 hal itu yang ingin saya sharingkan dari pengalaman hidup saya, sebenarnya masih banyak sih yang bisa pembaca ambil dari cerita saya. (hehehe belajar dan cermati sendiri ya). Jujur semua yang saya dapatkan kalau saya menilai pribadi adalah faktor luck. Saya orang biasa saja, masih banyak mahasiswa lain yang lebih pandai dari saya. Saya beruntung bisa memperoleh beasiswa S2, padahal belum tentu lulus S1. Saya beruntung punya pengalaman bekerja di 3 tempat kerja yang berbeda selama kuliah (mengajar robot, kerja magang di Jepang, menjadi online strategist). Saya beruntung tempat kerja saya peduli dan memiliki pimpinan yang sangat bijak. Saya juga beruntung bisa menyelesaikan pendidikan S1 saya. Namun semua keberuntungan itu tidak didapat begitu saja. Kita juga harus mau berusaha dan mau bekerja keras, karena semuanya itu tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. (^.^) I hope this can inspiring all of you.
Best Regard
Ivan
Hai Ivan
Congratulations.
I love your story. That’s really true. Semua terjadi karena kehendak Tuhan. Kalau dia tak berkehendak, maka apapun yang kamu inginkan juga tak akan tercapai.
It’s nice to know you. Although in a very short time before you leave to Japan.
Again. Congratulations for being a pioneer for UMN. Hidup UMN.
Johan Setiawan
Terima kasih pak Johan buat supportnya (^.^)
Sukses buat UMN 😀
hi kak, aq lg galau mikirin masa depan setelah kuliah mau gapain, e ketemu blog kk, terus q baca deh. ceritanya bas banget kk. sk sedih liat orang bisa ini itu, tpi masa depan q kyaknya bra bgt. semoga aq jg bisa ketularan jd org beruntung….
Amin… smoga sukses ya…
Inspiring post Ivan, kamu udah jauh lebih matang sekarang berkat berbagai tantangan dan cobaan. Congrats utk beasiswa kuliah ke Tokyo nya, ini adalah awal yg amat baik utk karir kamu, tetap semangat ya dan jgn pernah berhenti belajar, baik secara akademik maupun dlm kehidupan. GBU..
Terima kasih pak Wira atas dukungan dan supportnya selama ini (^.^)
yup saya akan terus semangat terlebih saya juga harus menjaga nama baik UMN di TDU.
Mohon doanya juga 😀
Makasih pak
wah Tuhan bekerja dengan cara yang misterius ya.
kisah agan membuktikan bahwa tindakan dan langkah konkrit adalah pengesah doa yang kita panjatkan dan bahkan berkah yang tak disangka-sangka.
have a nice trip and good life in japan. 🙂
iya… kadang diluar akal manusia segala rencana-Nya (^.^)
amin… makasih doanya….
dan makasih sudah berkunjung lagi 🙂
Ivaaan… bangga punya temen kayak gini.. semangat ya van.. keep in touch 🙂
makasih ya atha sudah berkunjung 🙂 thanks commentnya…
keep in touch selalu 🙂
Ko, Thanks banget ko Ivan dah menulis blog ini!
Sekarang aku mahasiswa baru UMN, OSPEK juga baru selesai.
Sempat ditanya temen tentang skill apa yang sudah aku miliki,
dan jujur saja aku belum punya skill apa-apa di prodi IT ini.
Sampai aku takut kalau aku salah jurusan,
apa lagi disini aku jauh dari orang tua dan aku kurang bisa beradaptasi.
Jadi aku cari pengalaman orang lain, dan aku menemukan blog ko Ivan ini,
yang sama-sama: mengincar beasiswa, gak tau apa-apa pada mulanya, IT, dan pastinya di UMN. Pas banget!
Semoga hal serupa juga terjadi pada ku 🙂
semoga ko Ivan bisa bantu aku kalau aku punya kesulitan di IT UMN ini.
Tuhan menjawab keraguanku melalui blog ko Ivan ini. Thanks! GBU!
“Jadilah gelas yang kosong agar bisa terisi, jangan gelas penuh yang susah diisi”
Hai Hasta….
senang bisa menginspirasi kamu lewat tulisan ini…. 😀
Yg semangat ya… aku yakin kamu bisa….
Memang semua terasa berat, tapi dengan niat, semangat, dan kerja keras pasti kamu bisa melakukan semua itu.
Tetap semangat dan sukses menjalani kuliah di UMN ya 😀
salam
Ivan
waow.. sungguh inspirasi yang sangat besar atas perjuangan anda..
Tetap semangat 😀
Terima kasih 🙂
hemm… luar biasa 😀 bisa dapet pelajaran dari mas ivan
makasih 🙂
sama2 😀
😀
wiiiih.. luar biasa.. kelihatannya memang agak mustahil tp emang kalau Tuhan sudah bertindak semuanya bisa terjadi.. menginspirasi bt aku yg mau masuk bangku kuliah
Yes… thats right… semangat ya kuliahnya… Thanks for compliment… 🙂
terima kasih ya. Sangat menginspirasi.
sama-sama… senang bs membawa manfaat 😀
Terimakasih sedikit memotivasi..
Sama-sama. Semoga bermanfaat 😀
Wah, seru juga pengalaman magangnya !
Jadi inget Tempat Magang Di Jogja dulu sewaktu belajar tentang dunia internet marketing.
Nggak kalah seru lah, meski gak punya basic IT tapi tetap dibimbing 3 bulan sampai bisa menghasilkan di dunia internet marketing.
Salam kenal dan semoga sukses selalu 😀
salam kenal… terima kasih ya sudah mampir… 😀
terima kasih…
Kisah yg sangat menginspirasi terutama pasca gagal nyoba beasiswa..
Trims mas ivan
GBU
Sama2… tetap semangat ya…
kak ivan, kalau cari beasiswa S2 ke jepang selain monbukagakusho dari mana kak yang syaratnya ga ribet? ikatan dinas tidak apa2. makasih kak sebelumnya.
SUNGGUH MENGINSPIRASI…DAN teruskan cerita S2 di jepang ..I wish O:)
Terima kasih…