Mari Wujudkan Indonesia Soft Power (2)

Setelah kemarin saya membahas mengenai wacana pengembangan RBI, kali ini saya akan membahas lebih jauh mengenai pandangan masyarakat Jepang terhadap budaya Indonesia itu sendiri.

Pengembangan Rumah Budaya Indonesia yang menjadi topik dan diskusi hangat waktu itu tentunya bukan hanya kami masyarakat Indonesia yang saat ini tinggal di Jepang yang antusias mengenai wacana ini, melainkan orang Jepang pun sangat menyambut baik dan sangat antusias dengan rencana pengembangan RBI ini.

Faktanya adalah di Jepang sebenarnya ada banyaaakkk… sekali masyarakatnya yang cinta akan Indonesia. Saya tak perlu ambil contoh jauh-jauh. Di wilayah kampus tempat saya menempuh studi, meskipun seorang diri saya selalu berusaha untuk memperkenalkan budaya Indonesia setiap ada kesempatan. Sampai suatu ketika saya diperkenalkan oleh staff kampus dengan seseorang bernama Yoshi-san, begitu saya menyebutnya, yang memiliki kecintaan terhadap budaya Indonesia. Bisa dibilang Yoshi-san ini sangat aktif dan begitu antusias mengkoordinir orang-orang Jepang yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap budaya Indonesia. Saya pernah berbicara langsung dengan Yoshi-san mengenai alasan mengapa dirinya menyukai budaya Indonesia. Menurut penuturannya, semua berawal ketika dirinya tinggal selama kurang lebih 4 bulan di Indonesia di daerah Jogjakarta. Yoshi-san sangat kagum akan budaya yang ada disana. Begitu banyak pengalaman unik dan menarik yang diperolehnya selama di Indonesia yang tentunya bukan hanya di Jogjakarta melainkan juga di Jakarta dan wilayah lain dari Indonesia.

Hingga saat ini dalam lingkup kecil Yoshi-san ini mengumpulkan orang-orang Jepang yang memiliki ketertarikan terhadap budaya Indonesia dengan cara membuat sebuah grup di facebook. Meski dalam lingkup kecil, bersama dengan 44 orang anggota yang tergabung di dalamnya saat ini, saya selalu senang jika mereka melakukan diskusi tentang Indonesia di facebook. Bahkan pada waktu acara Festival Indonesia yang diadakan di Roppongi saat itupun mereka tidak ketinggalan berita. Waktu itu saya diminta Yoshi-san untuk hadir bersama dengan mereka, namun sayang saya berhalangan karena kesibukan sehingga tidak bisa hadir saat itu.

Well… dari contoh kecil itu saja tentunya para pembaca bisa membayangkan bahwa di Jepang ada banyak sekali warga Jepang yang cinta akan budaya Indonesia. Saya yakin diluar sana masih ada banyak sekali masyarakat Jepang yang membuat kelompok-kelompok kecil tersendiri terkait ketertarikan mereka terhadap budaya Indonesia. Bahkan dari diskusi waktu itupun, masing-masing mengungkapkan bahwa ditempat mereka tinggal juga mengalami hal yang sama. Ada masyarakat yang cinta akan budaya Bali berkumpul menjadi satu, masyarakat yang cinta akan wayang berkumpul menjadi satu, dan masih banyak lagi.

Dari semua pengalaman tersebut,  jika ditarik suatu benang merah bahwa sebenarnya pengembangan Rumah Budaya Indonesia (RBI) di daerah Jepang sudah sangat-sangat siap. Kami semua yang hadir saat itu menyatakan bahwa kami semua siap mendukung 100% pengembangan RBI di Jepang.

Dimanakah lokasi terbaik mendirikan Rumah Budaya Indonesia (RBI) di Jepang?

Hal ini menjadi diskusi yang cukup panjang saat itu. Lokasi penetapan sementara yang terbaik adalah di Tokyo yang merupakan ibukota Jepang. Saya pun sependapat mengenai hal tersebut. Akan tetapi pada waktu itu terdapat pembahasan bahwa pembangunan RBI mungkin bisa dilokasikan di dekat atau sekitar SRIT (Sekolah Republik Indonesia Tokyo). Jujur saja saya belum pernah mengunjungi SRIT yang mungkin menjadi pusat komunitas orang Indonesia, sehingga saya tidak tau persis bagaimana kondisi dan seberapa strategisnya SRIT dijadikan tempat pembangunan RBI.

Namun dalam hemat saya, pembangunan RBI ini tidak boleh sembarangan memilih lokasi. Tokyo yang dalam hal ini Jepang, merupakan tempat yang sangat potensial untuk pengembangan “soft power” Indonesia dalam wacana pengembangan RBI sebagai sarana mempromosikan budaya.

MENGAPA?

Hal ini dikarenakan Jepang merupakan salah satu negara yang menjadi favorit dalam tujuan wisata. Jepang memiliki banyak wisatawan dan turis asing yang berkunjung setiap harinya. Oleh karena itu, pengembangan RBI ini sebaiknya bukan hanya sekedar masyarakat Jepang yang menjadi tujuan pengembangan budaya Indonesia, melainkan juga wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang juga menjadi sasarannya.

Karenanya, menurut saya pribadi bahwa jika memang Indonesia ingin mengembangkan “soft power” melalui wacana RBI ini, ada baiknya pendirian RBI di Jepang harus benar-benar memikirkan lokasi yang tepat. Lokasi yang strategis dan ramai dikunjungi wisatawan asing harus dijadikan alternatif pembangunan RBI di Jepang.

Terlepas dari lokasi dimana SRIT berada, jika memang SRIT merupakan salah satu tempat yang juga banyak dikunjungi wisatawan, saya menyetujui pengembangan RBI di daerah sekitar SRIT(Sekolah Republik Indonesia Tokyo). Namun jika tidak, yang ada dalam pemikiran saya adalah jangan sampai pembangunan RBI di wilayah SRIT kemudian menjadi salah sasaran. Yang tujuan awalnya untuk mengenalkan budaya Indonesia pada masyarakat Jepang justru nanti akan kembali ke masyarakat Indonesia sendiri mengingat bahwa SRIT juga menjadi pusat berkumpulnya orang-orang Indonesia.

Saya memahami bahwa untuk membangun sebuah lahan di Jepang butuh biaya yang tidak sedikit. Yang berarti dalam hal ini pengembangan RBI sebaiknya memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia saja untuk menekan biaya. Namun kembali perlu diingat bahwa pemilihan sarana dan prasarana yang sudah ada tersebut sebaiknya benar-benar tidak salah pilih terutama dalam hal pemilihan lokasi.  Yang jelas saya tidak ingin semuanya kemudian menjadi salah sasaran.

Sebagai langkah awal dalam pengembangan RBI yang juga menjadi pemikiran semua orang yang hadir saat itu adalah pengembangan website RBI berbahasa Jepang. Seperti yang mungkin banyak diketahui juga oleh umum bahwa tidak banyak orang Jepang yang bisa berbahasa Inggris. Maka dari itu pengembangan website berbahasa Jepang menjadi salah satu hal yang utama. Dalam hal ini jika memang sasarannya adalah masyarakat Jepang, bahasa nomor satu tentunya bahasa Jepang, diikuti bahasa Indonesia dan kemudian bahasa Inggris di posisi nomor 3.

Di dalam website tersebut tentunya diperlukan jadwal atau event terkait Indonesia yang diadakan di Jepang dalam 1 tahun kedepan. Orang Jepang adalah orang yang well-planned dalam berbagai hal. Mereka bukan orang yang bisa pergi menghadiri suatu acara begitu saja tanpa perencanaan jauh-jauh hari sebelumnya. Karenanya hal tersebut menjadi hal utama yang wajib ada dalam pembuatan website RBI nantinya. Sehingga bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat Jepang dan informasi yang tersaji selalu up-to-date. Itulah sedikit point penting yang diungkapkan oleh orang Jepang yang juga hadir dalam diskusi saat itu.

IMG_6993

Kedepannya tentunya pembangunan RBI ini benar-benar harus dipersiapkan secara matang. Materi sudah ada, resource sudah ada, tujuan pun sudah jelas. Hanya perlu dimantapkan dan dijalankan. Lalu kapan pengembangan RBI bisa dilaksanakan? Kami semua yang hadir saat itu menantang mereka perwakilan dari mendikbud yang bertanggung jawab  akan wacana pengembangan RBI ini untuk menjalankan wacana ini tahun depan di kuartal pertama. Karena kami semua yang hadir saat itu merasa kesiapan kami warga Indonesia yang ada di Jepang sudah yakin, bahkan ketua PPI Jepang saat itu pun berucap siap mengerahkan kurang lebih 2000 mahasiswa Indonesia yang ada di Jepang untuk membantu. Namun nampaknya ketika ditantang demikian nampak ada sedikit keraguan dari mereka dan mereka berucap bahwa pengembangan RBI di Jepang baru bisa dimulai tahun depan di kuartal kedua.

Well… Let’s see… Yang jelas jangan sampai mempermalukan diri sendiri karena sudah sampai mengundang pihak media Jepang dalam diskusi waktu itu. Karena pihak media Jepang saat itu sempat mengungkapkan bahwa pernah ada wacana serupa namun hasilnya tidak pernah nampak. 🙂

Oke…Intinya adalah pengembangan Rumah Budaya Indonesia (RBI) ini arahnya sudahlah benar sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan “soft power” Indonesia. Namun tinggal kedepan-nya bagaimana wacana ini bukan hanya sekedar menjadi wacana belaka melainkan mampu direalisasikan secara nyata. Semua kembali lagi ke pemerintah kita. Kedepannya…?!  Kita lihat saja tahun depan nanti… 🙂

32 thoughts on “Mari Wujudkan Indonesia Soft Power (2)

  1. Pingback: Mari Wujudkan Indonesia Soft Power (1) | ivanprakasa.com

  2. rencana yang bagus tentunya. Saya bersedia mendukung mas untuk hal yang seperti ini..
    Senang sekaligus bangga orang jepang mau menghargai budaya kita seperti itu..
    orang indonesia harusnya mendukung sepenuh hati dong..

  3. Mudah2an terlaksana yak van. dan aku juga berfikir agar isinya gak melulu orang indonesia harusnya RBI ini rada jauh dengan pusat masyarakat indonesia. tapi harus lebih dekat dengan tempat orang jepang berkumpul.

    harus dilihat lagi tujuannya. ini untuk memperkenalkan budaya indonesia ke jepang. atau tempat curhat2an warga indonesia yg tinggal di jepang kan yak? 😉

  4. Judul tulisan ini kok ya ingetin aku sama mata kuliahku dulu, soft power -___-”
    *buru-buru sign out, gak mau inget mata kuliah* 😛

  5. Semoga cepat terealiasasi Mas Ivan… amin…

    setuju sama pendapat Mas Ivan lebih baik RBI di tempatkan di Tokyo… sebaiknya pemerintah mulai berfikir investasi lah jangan berfikir makelar mulu… hehehe

    *btw karena masyarakat Jepang Cinta Budaya Indonesia… Saya ada kesempatan untuk Dicintai Miichan* 😀

    *analogi yg nyeleneh* *dilempar microwave sama Mas Ivan*

  6. Kata orang Jepang dulu pernah ada wacana seperti itu namun tidak pernah tampak hasilnya. #jleb
    Semoga ganti pemerintahan tidak menghapuskan rencana ini, soalnya ngarepin pemerintah sekarang juga udah percuma.

  7. ini bagus sekali rencananya… semoga lekas terwujud deh tidak dalam tatanan wacana saja.. Tokyo adalah tempat yang paling tepat. kalau ada dirasa perlu di daerah lain juga perlu dibuatkan hal yang sama…

    • Iyah… Bahkan masih wacana yg masih dlm tanda tanya besar apakah akan terealisasi atau ga ^.^
      Rumah budaya pasti keren yah.. Mgkn aku juga bakal seneng main2 dirumah budaya kayak goethe dll itu.
      Dulu aku pengin ke IFI cm krn jauh dr rumah jadinya blom pernah sama skali 😦 hiks…

  8. Pingback: Komunitas ASEAN Will Be In Your Hand | ivanprakasa.com

  9. bgus sekali blognya, jempol 5, sering update sih. btw knp br skrg nemu blognya mas ivan :(.
    trus gmn kelanjutan misi RBI nya? jadikah? maap maen nyelonong aj hehe

    • Halo… Thank you for compliment ya…
      Hmm… misi RBI ini nampaknya cuma sekedar wacana aja nih… Sampe sekarang saya ga dapet kabar dan info apa-apa mengenai kelanjutan misi ini… 😦

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s