Kalau ada yang ingat dengan live tweet saya tanggal 9 Desember 2012 lalu pasti sudah familiar dengan apa yang akan saya tulis kali ini. Ya.. live tweet #ChibaAmbassador yang melakukan tur yang ke-3. Menurut daftar yang tercantum, tur Chiba Ambassador kali ini diikuti oleh 16 dari 20 Chiba Ambassador yang terpilih dari berbagai negara.
Pagi-pagi benar saya sudah meninggalkan rumah untuk pergi ke Chiba Prefectural Goverment Office karena pukul 08:20 kami semua sudah harus tiba disana. Suhu yang dingin saat itu sebenarnya sungguh membuat saya malas untuk pergi kemana-mana. Tapi semangat untuk mengikuti tur nampaknya mampu mengalahkan hawa dingin saat itu. (^.^)
Tur Chiba Ambassador kali ini mengunjungi 4 tempat yang mana masing-masing merupakan tempat yang memiliki keunikan tersendiri yang menjadi favorit di Prefecture Chiba. Tempat-tempat tersebut yaitu Kameyamako (亀山湖), Kosuitei Sagawa (湖水亭嵯峨和), Kota Kururi(久留里の町) dan terakhir adalah Tokyo German Village (東京ドイツ村) . Dan saya akan membahas seluruh perjalanan dari awal hingga akhir termasuk membahas 4 tempat yang layak dikunjungi tersebut jika berkunjung ke Prefecture Chiba.
Keberangkatan kami saat itu agak sedikit terlambat karena ada salah seorang Chiba Ambassador dari China yang terlambat. Jangan main-main dengan waktu sama orang Jepang, mereka tidak akan memberi toleransi waktu banyak jika terlambat. Alhasil pada saat itu ada seorang Chiba Ambassador yang ditinggal.
Perjalanan memakan waktu yang cukup lama sekitar hampir 2 jam dengan menggunakan bis. Pemandangan sawah yang nampak asri dan damai yang menjadi ciri khas Prefecture Chiba senantiasa mengiringi perjalanan kami. Sebelum tiba di Kameyamako, kami mampir sebentar ke Tamaran-Kimitsu untuk membeli ‘TKG’ alias “Tamago Kake Gohan”. Tanpa perlu merogoh kocek, kami bisa menikmati TKG gratis karena masing-masing Chiba Ambassador memperoleh satu buah.
Mungkin pembaca penasaran apa sih TKG itu? Bagaimana penampakannya? TKG itu benda atau makanan atau apa?
Nah untuk yang penasaran bisa dilihat penampakan dari TKG tersebut karena saya sempat memfotonya sebelum kemudian saya nikmati.
Rasa dari Tamago Kake Gohan ini menurut saya sangat enak. Bentuknya seperti hamburger, tetapi ini bukan hamburger biasa. Dari roti yang digunakan saja sudah beda. Kalau hamburger menggunakan roti, Tamago Kake Gohan ini menggunakan bahan dasar nasi yang kemudian dipipihkan dan kemudian dibakar sebagai ganti roti. Isiannya sendiri terdiri dari telur, daging ham kemudian mayonaise dan potongan daun bawang/seledri. Sekali gigit rasanya bikin nagih. Tamago Kake Gohan ini bisa dibeli dengan harga 500 Yen, namun sayang untuk yang beragama muslim karena nampaknya Tamago Kake Gohan ini tidak halal karena sepertinya menggunakan bacon alias daging babi.
Jika menikmati TKG di Tamaran-Kimitsu pasti akan sangat menyenangkan karena tempat makannya terbuat dari rumah kayu yang sangat nyaman sekali. Namun sayang kami tidak bisa menikmatinya disana karena jadwal tur yang padat sehingga kami membawa pulang TKG tersebut dan menikmatinya sepanjang perjalanan.
Tak jauh dari Tamaran-Kimitsu tempat membeli TKG, tibalah kami di Kameyamako (亀山湖). Disana kami bersiap diri untuk naik kapal cruize kecil mengelilingi Kameyama untuk melihat autumn leaves atau yang dalam bahasa Jepang disebut kouyou (紅葉)
Angin saat itu begitu kencang, sehingga saat kami menaiki perahu untuk mengelilingi Kameyama dingin sangat terasa sekali. Terlebih juga karena salah memilih waktu sehingga autumn leaves saat itu sudah berguguran sehingga sedikit terlambat. Namun bila para pembaca berkunjung diwaktu yang tepat suasana nya benar-benar menyenangkan. Pemandangan begitu indah dan sungainya juga sangat tenang. Sungguh luar biasa menyenangkan.
Setelah kurang lebih 1 jam menaiki perahu perjalanan kemudian kami lanjutkan pergi ke Kosuitei Sagawa (湖水亭嵯峨和) untuk menikmati makan siang. Kosuitei Sagawa (湖水亭嵯峨和) yang merupakan rumah makan ini memiliki nilai plus dimana pengunjung bisa menikmati dengan gratis pemandian air panas atau dalam bahasa Jepang disebut onsen (温泉).
Jujur saya saat itu ga ikutan masuk ke pemandian air panas, karena saya merasa geli dan canggung. Kalau para pembaca cukup mengenal budaya Jepang, pasti sudah tau kalau masuk ke pemandian air panas di Jepang harus bugil tanpa sehelai benang pun. Oleh karena itulah saya mengurungkan niat dan lebih memilih berkeliling di luar di sekitar tempat makan tersebut.
Di sekitar Kosuitei Sagawa (湖水亭嵯峨和) memang tidak ada apa-apanya, namun pemandangan dari atas melihat bukit ditemani dengan daun musim gugur yang menguning menurut saya juga menjadi nilai plus dari rumah makan ini. Pemandangannya cukup indah dan menyenangkan menurut saya pribadi.
Setelah menikmati makan siang lezat dan sebagian Chiba Ambassador telah selesai menikmati pemandian air panas, perjalanan dilanjutkan mengelilingi Kota Kururi(久留里の町). Disana kami dipandu oleh seorang tur guide yang entah namanya siapa. Beliau menceritakan sedikit cerita yang ada di Kota Kururi(久留里の町). Nah disini saya agak sedikit senang karena kemampuan berbahasa Jepang saya sudah lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Horeeee….. \(^.^)/ *penting ga sih hahaha. Oleh karena itulah saya cukup memahami sedikit banyak penjelasan yang diberikan oleh tur guide terkait Kota Kururi(久留里の町).
Kota Kururi(久留里の町) memiliki daya tarik terkait dengan mata air kehidupan. Konon katanya dengan meminum mata air kehidupan kita bisa memiliki umur yang panjang. Ada 4 mata air kehidupan utama di Kota Kururi(久留里の町) ini. Seperti apa mata air kehidupan di Kota Kururi(久留里の町)? Dan bagaimana cerita dibalik Kota Kururi(久留里の町)? Tunggu postingan saya selanjutnya ya… (^.^)
wah iya tkg nya keliatannya enak banget van… 😀
hehe iya mas Arman… enak banget… tapi sayang harganya juga lumayan banget… kalo dirupiahin 50 rb ++ >.<
setiap negara memiliki keindahan masing-masing ya..
pantas saja banyak yang menjaidi traveler hanya sekedar untuk melihat pemandangan sampai rela menjadi bolang..
iya… masing2 negara punya ciri khas tersendiri karna budaya yg berbeda pula… Tapi seorang traveler itu enak yah… banyak pengalaman dan jalan2… *jadi pengin menjadi traveler hueheheh 😛
Hmmm… Semakin membuat saya malas ke Jepang pas musim dingin. Musim dingin itu putih doang, ngga bisa liat apa2 hiks
bahahaha… loh kok malah jadi malas?! hahaha…
mainan salju aja ntar disini 😛
Iya ngga bisa foto-foto pemandangan indah -,- Maret itu udah spring belum yah?
maret udah masuk spring sih, tapi bunga2 biasanya masih pada kuncup, belom mekar… 😀
Ulasan yang menarik ^^
makasih 😀
Yaaa.. gak ada cerita dipemandiannya.. kurang seru neh :p
pemandangannya bgs2.. adem rasa lihatnya 😀
huahaha… coba kamu disuruh bugil bareng mau ndak ?!
huahaha…. 😛
Woooogh autumn leaves! Di Jepang!
Kapan ya bisa ke sana..
*nabung*
Tahun depan mak chi… 😀
Nabung setahun cukup kok buat hura2 dan melihat autumn leave di Jepang 😀
kok aku malah ngiler sama tamago gohan nya ya…. :Q
hehehe kak dita ndak boleh…. itu ndak halal… cuma mgkn boleh bilang kali yah supaya ga pake dagingnya… huehee 😀
TKG penampilannya gak menarik buat dimakan yak hihihihi~ beneran enak ituh?
huahaha mungkin karena telurnya pecah sehingga kuning telurnya belepetan kemana2… Mungkin kalo makan ditempat dan disajikan dalam piring penampilannya lebih menggugah selera.
Beneran enak tau kak didut…. Mau nyobain?! 😀
Tamago Kake Gohan itu seperti enak, tapi telurnya setengah mateng? skip!
#TimPecintaTelurMatangSempurna
kayaknya sih stengah mateng mbak oelpha… soalnya pas makan sampe mbleber kuning telornya kemana2… >.<
Pingback: Dibalik Kota Kururi dan Indahnya Tokyo German Village (Chiba Ambassador Tour Part II) | ivanprakasa.com
duh, kapan bisa ke jepang ya
pingin deh…
ayo kakak kesini bareng embun sekalian… 😀
Aku belum pernah lihat autumn, hopefully one day ada kesempatan untuk ngerasain juga 🙂
amin…. makannya kesini…. 😀