Baru-baru ini, kalau saja para pembaca semua mengikuti berita tentang negara Jepang, mungkin kalian tahu berita terkait corat-coret yang terjadi di gunung Fuji. Ya… Berita terkait coretan grafiti bertuliskan “CLAX – INDONESIA” di gunung Fuji yang dituliskan dengan tinta oranye di jalur 9.
Sumber foto : Om @jafrane
Berita corat-coret ini menjadi berita nasional di Jepang dan tentunya mencoreng nama warga Indonesia yang tinggal di Jepang. Terlepas dari siapapun itu pelakunya, baik orang Indonesia ataupun bukan, sungguh saya pribadi sangat menyayangkan kejadian seperti ini. Yang lebih saya sayangkan lagi, adalah respon dari pihak KBRI-Tokyo (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dalam hal ini Dubes Yusron Ihza M. yang dalam tanda kutip ‘enggan’ mengeluarkan pernyataan maaf terkait akan hal ini.
Mengapa saya menyayangkan respon pihak KBRI-Tokyo?
Yang sudah pernah tinggal lama di Jepang pasti tahu budaya Jepang yang sungkan dan menghormati orang lain. Budaya Jepang akan selalu mengungkapkan permisi atau minta maaf apabila mereka hendak/telah melakukan sesuatu. Contoh kasar sebuah kecelakaan atau tabrakan mobil. Terlepas dari siapa yang menabrak atau siapa yang ditabrak, mereka akan saling membungkukkan badan (menunduk) dan mengungkapkan pernyataan maaf terlebih dahulu sebelum mengurus proses kecelakaan dengan pihak asuransi, dan sebagainya. Tentunya budaya ini berbeda sekali dengan budaya di Indonesia yang kemudian akan jadi saling tuduh siapa yang salah mengemudikan kendaraan.
Dari contoh diatas, itu hanya contoh kecil. Terlepas besar atau kecilnya kesalahan yang kita lakukan, budaya Jepang bisa digambarkan demikian adanya yang meminta maaf terlebih dahulu. Meski saya salut pihak KBRI telah berinisiatif menghubungi koordinator Gunung Fuji untuk mengetahui duduk persoalan secara jelas, namun saya agak menyayangkan sikap KBRI-Tokyo yang dalam tanda kutip ‘enggan’ mengeluarkan permintaan maaf. Apa salahnya jika mengeluarkan statement pernyataan maaf diikuti dengan pernyataan untuk penyelidikan kasus lebih lanjut.
Jawaban “Sebelumnya kami memohon maaf apabila nantinya terbukti bahwa pelakunya adalah orang Indonesia, sampai ditemukan siapa pelaku corat-coret tersebut kami mengharapkan adanya penyelidikan kasus ini lebih lanjut”
Jawaban seperti diatas mungkin akan lebih bijak dan bertanggung jawab menurut saya, yang seharusnya disampaikan oleh pihak KBRI. Mungkin saya tidak lebih pintar daripada orang KBRI dan saya juga tidak bermaksud untuk menggurui, tapi saya yakin bahwa pihak KBRI Jepang bisa bersikap lebih bijak menyikapi permasalahan ini.
Melalui tulisan ini sebenarnya saya tidak bermaksud untuk menyalahkan, menggurui, menuduh ataupun menuding siapapun terkait masalah corat-coret di gunung Fuji. Saya hanya ingin mengajak para pembaca dan seluruh masyarakat Indonesia tentunya untuk lebih menjaga sikap dan perbuatan apabila sedang mengunjungi negeri orang.
Saat kita berada di negeri orang, sikap kita akan mencerminkan seluruh attitude dari semua masyarakat dimana kita berasal. Jika perilakumu baik, maka orang lain akan menilai seluruh masyarakat di negaramu berasal juga baik. Namun jika perilaku mu buruk, maka seluruh masyarakat di negerimu juga akan di cap buruk. Itulah yang saya pelajari selama saya tinggal di negeri orang. Kalau kata teman saya “自分の国守るしなければなりません“(baca: jibun no kuni mamoru shinakereba narimasen) yang artinya “Hanya kita sendirilah yang bisa menjaga (harkat dan martabat) negara kita sendiri”
Dari kasus ini masyarakat Jepang yang tidak mengenal masyarakat Indonesia tentu akan menilai penduduk negara Indonesia memiliki perilaku yang kurang baik. Maka dari itu, mari kita jaga perilaku dan attitude kita selama berada di negeri orang. Kalo kata orang bule “Please behave”
wah bener2 mencoreng muka bangsa nih ya….
walaupun ya belum tentu orang indo sih yang nulis juga ya..
banget mas Arman.
Pelakunya memang belum ketauan orang indo apa bukan sih, tapi kalo di nalar kok kayaknya ya ga mungkin kalo bukan orang Indo. ditambah ada yg bilang CLAX itu artinya bocah Klaten.
Mencoba utk ga ngejudge tapi kok rasanya ya pasti orang Indo. yah menunggu sampai ketauan lah siapa yg melakukannya
Duh, sayang banget ya.. Padahal kalo org KBRI nya mauk sedikit menundukan kepala pasti mereka jugak berfikir sebaliknya, lagipula bangsa ini kurang memahami arti maaf tolong dan makasih sih memang klo diperhatikan. Daku perihatin :((
iya kak… seharusnya pihak KBRI lbh paham akan budaya maaf, tolong dan makasih yang cukup kental jadi budaya Jepang.
Meski belum ada bukti siapa yang membuat grafiti itu, rasanya hampir ga mungkin kalau orang dari negara lain yang membuat grafiti semacam itu. Lagian perilaku seperti di Indonesia kan sudah jadi kebiasaan (buruk). Yang lebih disayangkan memang sikap KBRI Tokyo yang ga mau minta maaf. Apa salahnya sih minta maaf. 😦
Kalau mengomentari dgn ego dan nalar pribadi sih saya sependapat banget mas Gie. Kasarannya ga mungkin ada orang yg mau menjatuhkan nama Indonesia tapi caranya kok agak pinter seperti ini.
Iya… aku sangat menyayangkan sikap KBRI Tokyo yang seperti demikian 😦
Aku sedih baca beritanya. Kenapa sih orang-orang gak bisa berperilaku baik di luar negara mereka? Mentang-mentang bukan negara sendiri bukan berarti gak menjaga negara orang lain.
Terus keinget sempet jalan sama orang yang hobi nyampah sembarangan dan berniat nyorat-nyoret properti. Duh, gak diajarin apa di sekolah soal beginian? Kesel. -___-
huuh kak Chika… kesel…
ibarat kata rusak susu sebelanga oleh nila setitik…
Image Indonesia yg berusaha dijaga baik2 selama aku disini langsung drop hanya karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. 😦
Aku setuju dengan pendapatmu Van. Kurang bijak memang responnya KBRI. Apakah Ivan sudah berusaha menyampaikan uneg2 ini ke KBRI? Melalui surat atau kolom komentar di website mereka mungkin?
belum kak Sabai.
Aku ga berani berurusan sama politik. Yang ada malah kenapa2 nanti. >.<
Sangat disayangkan.
iyah.. 😦
Pengen bangett ke fujiyama, tapi kapan ya? Kamu beruntung broo
(^.^;)?
kalo ke fujiyama nanti jangan bikin corat coret ya… huehehe 😛
Sungguh disayangkan ya ada tindakan seperti itu. Apalagi ada nama Indonesia di batu itu. Yang mendaki Gunung Fuji kan pasti berasal dari banyak negara. Image Indonesia jadi turun 😦
iyah… menyedihkan… 😦
Inii, sangat disayangkan sekali 😦 Di negara orang harusnya bawa nama baik negara sendiri, bukan malah seperti ini kak ya 😐 Permintaan maaf mungkin bisa jadi solusi yang bijak ya seharusnya 😐
iyah kak… sedih banget dgn kejadian ini 😦
semoga saja bapak kbiri tokyo segera sadar dan menindaklanjuti dengan sikap bijak, bukan malah seenaknya sendiri gitu.. huft payah . salam ya mas mimin blog hehehe
salam juga 🙂
Malu2in bangeth!!! Yg paling parah memang responds KBRI, mestinya kan mereka lebih bijak dan sedikit pandai dari si pencoret geblek itu. Yg ada orang Jepang gak heran dengan prilaku mereka disana yang mengatasnamakan Indonesia 😦
huuh kak… malu2in banget 😦
Memang bukan org KBRI yg melakukan tapi kan kasus ini mengatas-namakan negaranya sendiri, Indonesia. Klo dari pihak KBRI punya rasa kebangsaan harusnya bisa merasa malu atas perilaku orang mencoret-coret properti milik negara lain atas nama negaranya, at least minta maaf sbg rekan satu negara yg tinggal di negara orang, terlepas pelakunya orang indo atau bukan, nama baik negara harus tetap dijaga saat di negeri orang toh!?
betul mas yanto… aku sependapat…
Hmm.
kenapa? 🙂
nih, kebiasaan yang tak berubah. padahal tidak ada manfaat dari melakukan hal tersebut. bahkan oknum2 ini banyak beraksi di objek wisata yang harusnya dilindungi.
harus bisa dirubah mas…
skiranya kita yg melihat smoga bs ikut membantu mencegahnya ya… jadi kebiasaan buruk tsb bisa diubah…
Kita2 emang jiwa seniman , tidak ada kertas batu pun jadi, kreatip di negri orang . sungguh memalukan
klo bkn indo psti malay..
Sudah ketauan. Orang Indonesia