Ketika debur ombak memecah karang…
Mengikis dan melukai…
Perlahan tetapi pasti…
Mengubah yang kokoh menjadi serpihan perih…
Ketika pohon menjadi tua…
Sudah dipupuk dari biji menjadi kokoh dan dewasa…
Namun ada masanya…
Dia akan menjadi renta…
Melepaskan akar-akarnya…
Menumbangkan dirinya hingga tak berdaya…
Dan dia…
Tak lagi bisa meneduhkanmu karena sudah tak bernyawa…
Masihkah tersisa air mata?
HABIS…
Sudah habis…
Hanya kesunyian…
Sepi…
Pedih dan lirih
I.P / 2015
*Sebuah puisi untuk sahabat
Hallo sob, gimana kabarnya? Udah lama ga blogwalking kesini. Hehe :p
kabar baik sob… iya nih lama juga ga nulis blog dan blogwalking 😛
Ayyyoooo”, kita ramaikan lagi dunia persilatan blog. Hehe :p
hahaha yuk ramaikan… :p
sedih banget van
hehe iya mas Arman… (^.^;)
semua memang ada masanya…
bisa jadi pertanda..
bahwa dunia bukan segalanya…
—–
keren mas puisinya semoga hadiah ini untuk sahabat dapat menjadi sesuatu yang berkesan
amin… makasih ^.^
Sisa kan air mata itu untuk ku yaa kak … #melipir
iya kak… 🙂
Yups mantap blogwalking lagi ah
silahkan hehehe…
keren mas puisinya 😀 mau dong dibuatin puisi hehe xP
Hahaha… makasih…. 😀
Darimana datangnya air mata ?
coba tanya guru biologi