Archives

Air Mata Yang Tersisa

Ketika debur ombak memecah karang…

Mengikis dan melukai…

Perlahan tetapi pasti…

Mengubah yang kokoh menjadi serpihan perih…

 

Ketika pohon menjadi tua…

Sudah dipupuk dari biji menjadi kokoh dan dewasa…

Namun ada masanya…

Dia akan menjadi renta…

Melepaskan akar-akarnya…

Menumbangkan dirinya hingga tak berdaya…

Dan dia…

Tak lagi bisa meneduhkanmu karena sudah tak bernyawa…

 

Masihkah tersisa air mata?

HABIS…

Sudah habis…

Hanya kesunyian…

Sepi…

Pedih dan lirih

 

I.P / 2015

*Sebuah puisi untuk sahabat

Sebuah Simfoni

Ketika saya berkunjung balik ke blog milik seorang sahabat @elvira157 di blog miliknya http://naviraa.blogspot.com/ Saya melihat sebuah postingan tentang puisi cinta. Dan ternyata puisi tersebut dalam rangka mengikuti ungkapan puisi HTML di website milik Om Marsudiyanto. Sejak SMP saya hobi dan sering sekali menulis puisi. Hingga saat ini mungkin sudah ada 3 buku puisi yang saya tulis tangan dan saya simpan untuk pribadi. Namun sejak lulus SMA, perlahan hobi menulis puisi mulai pudar dan terganti dengan hobi menulis cerita. Maka untuk mengobati kerinduan saya akan menulis puisi saya pun ingin kembali menulis puisi sekaligus mengikuti ungkapan puisi HTML yang dibuat oleh Om Marsudiyanto

Puisi ini saya dedikasikan khusus untuk seseorang. Semoga suatu saat orang tersebut membacanya dan mengerti perasaan saya. hehehe… Oke deh langsung saja. Ini dia puisi berjudul “Sebuah Simfoni”

Sebuah Simfoni

Dalam sebuah tatapan semu
Kutau mendapatkan cintamu itu seolah palsu
Meski dirimu berkata menyayangiku
Tapi kutau…
Perasaanmu tak sama denganku

Aku memang pengagum jiwamu
Bayanganmu…
Selalu menaungi pikiran batinku
Namun
Seolah tertutup oleh kabut tak bertepi
Memilikimu…
Hanyalah sebuah mimpi

Meski raga tak bisa memiliki
Satu hal yang perlu kau tau pasti
Kuakan selalu menyayangi
Dan menjadi embun di setiap pagi
Yang akan selalu menjadi melodi
Untuk menyempurnakan sebuah simfoni

Ungkapan Anti Biasa, Ungkapan Dengan HTML

Belahan Jiwa

Kekosongan hati…

Adalah sebuah problema pasti…

Namun kutahu pasti…

Suatu saat ini kan terisi…

 

Lelah ku mencari…

Hingga kupasrah dan berhenti berlari…

Sampai suatu hari…

Seseorang datang mengetuk pintu hati…

 

Dirinya manusia biasa…

Dirinya bukanlah manusia sempurna…

Namun yang kurasa…

Dialah pengisi asa…

Yang senantiasa…

Ada saat suka dan duka…

 

Tuhan aku tak kuasa…

Menahan gejolak jiwa…

Kuhanya percaya…

Dialah belahan jiwa…

Kini…

Dan selama-lamanya…